Minggu, 17 Mei 2009

T e m b o k

T e m b o k


kegaduhan yang kian ada semakin keras
memekakan telinga
yang kiri - kanan
mata melotot dengan urat wajah biru
menggurat........................
sementara mulut menganga


ribut yang ada bukan dari keras tembok
tapi manusia sepanjang tembok
yang penuh haru
menangis pilu
air mata bercampur darah


semakin lama semakin lemah
tanpa suara
hanya gerak - gerak angin
sejukan dada berbulu
yang penuh gejolak
sibakan kain penutup


tembok pun yang bisu
tetap bisu
ketika tangan berjabat
jabat rindu
malu
haru


kini menunggu waktu
untuk bersatu
dan tembok pun mulai retak
untuk patah
telah lama jadi pemisah
bagi rindu terpisah





cimande, ditulis ketika berlin bersatu

Rabu, 06 Mei 2009

g e j o l a k

g e j o l a k


telah dua lima
waktu menggilas jaman
telah dua lima diri pesakitan

sesak rasa didada
untuk segera tumpahkan
tiada diri berday
untuk tunjukan

makin terasa
hentakan,
didada..................................
untuk muntahkan
hasrat diri leluasa
bebaskan perbedaan
negeri bersama
tiada perbedaan




buitenzorg, tanpa keterangan

s e p i

S E P I

pekat gelap malam menggenang
angin semilir menghembus tembus
dingin..........................
terpaku diam menerka kelam
gejolak amara memuncak atas
gelora cinta berharap kasih

walau malam kian merayap
hati masih panas merangas
masih satu tiada berpasang

entah kapan sepi hilang
melayang jauh menuju ria

malam yang setia
temani hingga nanti
hingga kala mimpi menjemput
berpadu damba dan khayal



buitenzorg_mei 1988