T e m b o k
kegaduhan yang kian ada semakin keras
memekakan telinga
yang kiri - kanan
mata melotot dengan urat wajah biru
menggurat........................
sementara mulut menganga
ribut yang ada bukan dari keras tembok
tapi manusia sepanjang tembok
yang penuh haru
menangis pilu
air mata bercampur darah
semakin lama semakin lemah
tanpa suara
hanya gerak - gerak angin
sejukan dada berbulu
yang penuh gejolak
sibakan kain penutup
tembok pun yang bisu
tetap bisu
ketika tangan berjabat
jabat rindu
malu
haru
kini menunggu waktu
untuk bersatu
dan tembok pun mulai retak
untuk patah
telah lama jadi pemisah
bagi rindu terpisah
cimande, ditulis ketika berlin bersatu
Minggu, 17 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar